Tentang Hadits perpecahan Umat
AL-ARBA'IN AN-NAWAWIYAH
1
الحــديث الأول
عَنْ أَمِيْرِ
الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ
حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ
اللهِ صلى الله عليه وسلم
يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا
لِكُلِّ امْرِئٍ مَا
نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ
هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ
وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ
إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ،
وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ
لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا
أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا
فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا
هَاجَرَ إِلَيْهِ
[رواه إماما المحدثين
أبو عبد الله محمد بن إسماعيل
بن إبراهيم بن المغيرة
بن بردزبة البخاري وابو
الحسين مسلم بن الحجاج
بن مسلم القشيري النيسابوري
في صحيحيهما اللذين هما
أصح الكتب المصنفة]
HADITS PERTAMA
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata:
Saya mendengar Rasulullah bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan( ) tergantung niatnya( ). Dan
sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya ( ) karena
(ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya
karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang
dia niatkan. (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin
Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua
kita Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .
Kosa kata / مفردات :
الأعمال (العمل)
: Perbuatan امرء : Seseorang نوى
: (Dia) niatkan امرأة : seorang wanita
Catatan :
1. Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran
Islam. Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah
bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya.
Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan
ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga Islam. 2. Hadits ini ada sebabnya, yaitu: ada seseorang yang hijrah
dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan
untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang
yang hijrah karena Ummu Qais).
Pelajaran yang terdapat dalam Hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan
amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala). 2. Waktu pelaksanaan
niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati. 3. Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala
dituntut pada semua amal shaleh dan ibadah. 4. Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar
niatnya. 5. Semua pebuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan Allah maka
dia akan bernilai ibadah. 6. Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat. 7. Hadits
diatas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli
Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
1. Niat dan keikhlasan : 7 : 29, 98 : 5 2. Hijrah :
4 : 97, 2 : 218, 3 : 195, 8 : 72 3. Fitnah dunia : 3 : 145, 4 : 134, 6 : 70, 8 : 67.
2
الحـديث الثاني
عَنْ عُمَرَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا
نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ
عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ
بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ
سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ
يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ
السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ
مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى
جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ
صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ
رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ
وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى
فَخِذَيْهِ وَقَالَ:
يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي
عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله
عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ
أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ
اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ
وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ
وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ
وَتَحُجَّ الْبَيْتَ
إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ
سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ،
فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ
وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ:
فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ
قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ
بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ
وَالْيَوْمِ الآخِرِ
وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ
خَيْرِهِ وَشَرِّهِ.
قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ
فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ،
قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ
اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ
فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ
فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ:
فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ،
قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ
عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ
السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي
عَنْ أَمَارَاتِهَا،
قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ
رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى
الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ
الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ
يَتَطَاوَلُوْنَ فِي
الْبُنْيَانِ، ثُمَّ
انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ
مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ
: يَا عُمَرَ أَتَدْرِي
مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ
: اللهُ وَرَسُوْلُهُ
أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ
جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ
يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ
[رواه مسلم]
HADITS KEDUA
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah
suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam,
tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian
dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah ) seraya berkata: “
Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah : “ Islam adalah engkau bersaksi
bahwa tidak ada ilah (tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat,
menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami
semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang
Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya
dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“.
Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau
beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian
dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya
tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau
bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada,
miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu
dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”.
aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang
kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)
Kosa kata /مفردات :
طلع
: Terbit / datang العراة (العاري)
: telanjang أسند
: Menyandarkan رعاء (راعي) : Penggembala
كفَّيه (كف) : Kedua telapak
tangan يتطاولون : saling meninggikan فخذيه
(فخذ) : Kedua pahanya انظلق
: Berangkat / Bertolak ركبتيه (ركبة)
: Kedua lututnya أثر
: Bekas الحُفاة (الحافي)
: telanjang kaki أمارات (أمارة)
: tanda-tanda
Catatan :
• Hadits ini merupakan hadits yang sangat dalam maknanya, karena didalamnya
terdapat pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan . • Hadits ini mengandung makna yang sangat agung
karena berasal dari dua makhluk Allah yang terpercaya, yaitu: Amiinussamaa’ (kepercayaan makhluk di langit/Jibril) dan
Amiinul Ardh (kepercayaan makhluk di bumi/ Rasulullah )
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Disunnahkan untuk memperhatikan kondisi pakaian, penampilan dan
kebersihan, khususnya jika menghadapi ulama, orang-orang mulia dan penguasa. 2. Siapa yang menghadiri majlis ilmu
dan menangkap bahwa orang–orang yang hadir butuh untuk mengetahui suatu masalah dan tidak ada seorangpun yang bertanya,
maka wajib baginya bertanya tentang hal tersebut meskipun dia mengetahuinya agar peserta yang hadir dapat mengambil manfaat
darinya. 3. Jika seseorang yang ditanya tentang sesuatu maka tidak ada cela baginya untuk berkata: “Saya tidak
tahu“, dan hal tersebut tidak mengurangi kedudukannya. 4. Kemungkinan malaikat tampil dalam wujud manusia.
5. Termasuk tanda hari kiamat adalah banyaknya pembangkangan terhadap kedua orang tua. Sehingga anak-anak memperlakukan
kedua orang tuanya sebagaimana seorang tuan memperlakukan hambanya. 6. Tidak disukainya mendirikan bangunan yang
tinggi dan membaguskannya sepanjang tidak ada kebutuhan. 7. Didalamnya terdapat dalil bahwa perkara ghaib tidak ada
yang mengetahuinya selain Allah ta’ala. 8. Didalamnya terdapat keterangan tentang adab dan cara duduk dalam
majlis ilmu.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Iman : 2 : 285, 5 : 5, 6 : 82 dll. 2. Islam : 2 : 112, 4 : 125,
72 : 14, 40 : 66, 3 : 19, 5 : 3 3. Ihsan : 18 : 30, 28 : 77, 17 : 7, 5 : 93 4. Hari akhir : 7 : 187, 22
: 7, 31 : 34 . 5. Ilmu ghaib hanya Allah yang mengetahui : 2 : 3, 27:65, 6 : 50, 7 : 188 6. Belajar &
mengajarkan Islam : 16:43, 21:7, 3:79, 9:122
3
الحـديث الثالث
عَنْ أَبِي عَبْدِ
الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ
بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ
اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ
: بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ
عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً
رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ
الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ
الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ
وَصَوْمُ رَمَضَانَ.
[رواه الترمذي
ومسلم ]
HADITS KETIGA
Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Alh- Khottob radiallahuanhuma dia berkata
: Saya mendengar Rasulullah bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak
disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa
Ramadhan. (Riwayat Turmudzi dan Muslim)
Kosa kata / مفردات :
سمعتُ : (saya) mendengar بُنِيَ
(بَنَى) : Dibangun
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Rasulullah menyamakan Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak
diatas tiang-tiang yang mantap. 2. Pernyataan tentang keesaan Allah dan keberadaannya, membenarkan kenabian Muhammad
, merupakan hal yang paling mendasar dibanding rukun-rukun yang lainnya. 3. Selalu menegakkan shalat
dan menunaikannya secara sempurna dengan syarat rukunnya, adab-adabnya dan sunnah-sunnahnya agar dapat memberikan buahnya
dalam diri seorang muslim yaitu meninggalkan perbuatan keji dan munkar karena shalat mencegah seseorang dari perbuatan keji
dan munkar. 4. Wajib mengeluarkan zakat dari harta orang kaya yang syarat-syarat wajibnya zakat sudah ada pada mereka
lalu memberikannya kepada orang-orang fakir dan yang membutuhkan. 5. Wajibnya menunaikan ibadah haji dan puasa (Ramadhan)
bagi setiap muslim. 6. Adanya keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya maka dia bukan seorang
muslim berdasarkan ijma’. 7. Nash diatas menunjukkan bahwa rukun Islam ada lima, dan masih banyak lagi perkara
lain yang penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam hadits. Rasulullah bersabda: الإِيْمَانُ
بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ
شُعْبَةً “ Iman itu terdapat tujuh puluh lebih cabang “ 8. Islam
adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman demikian juga tidak bermanfaat iman tanpa amal .
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Wala’ dan Bara’ dalam syahadatain : 2 : 256, 16 : 36 2.
Shalat : 2 : 3, 19 : 31, 20 : 132, 3. Zakat : 9 : 71, 19 : 55, 73 : 20 4. Haji : 3 : 97, 2 :
196, 22 : 27 5. Puasa : 2 : 183, 2 : 185.
4
الحـديث الرابـع
عَنْ أَبِي عَبْدِ
الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ
بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله
عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ
الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ
أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ
خَلْقُهُ فِي بَطْنِ
أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ
يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ
يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ
ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ
مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ،
ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ
الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ
فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ
بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ:
بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ
وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ
أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ
اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ
غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ
لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ
أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى
مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ
وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ
فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ
الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ
بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ
فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ
أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ
بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ
حَتَّى مَا يَكُوْنُ
بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا
إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ
عَلَيْهِ الْكِتَابُ
فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ
أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا
[رواه البخاري
ومسلم]
HADITS KEEMPAT
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah
menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya
di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari,
kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya
ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya.
Demi Allah yang tidak ada ilah selain-Nya, sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli syurga hingga jarak
antara dirinya dan syurga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka
maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara
dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli syurga
maka masuklah dia ke dalam syurga. (Riwayat Bukhori dan Muslim).
Kosa kata / مفردات :
حدثنا : menyampaikan (kpd kami) خَلْقه
: penciptaan(nya) بطن : perut نطفة
: setetes mani علقة : setetes
darah مضغة : segumpal daging المَلَكَ
bentuk tunggal dari ملائكة يَنْفُخُ
: Meniup أجله : kematian (nya)
شقيٌّ : Celaka سعيد
: bahagia ذراع : hasta (jarak antara يسبق
: mendahului telapak tangan dan siku)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Allah ta’ala mengetahui tentang keadaan makhluknya sebelum mereka
diciptakan dan apa yang akan mereka alami, termasuk masalah kebahagiaan dan kecelakaan. 2. Tidak mungkin bagi manusia
di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk syurga atau neraka, akan tetapi amal perbutan merupakan sebab untuk memasuki
keduanya. 3. Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini,
justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan akhir yang baik (husnul khotimah). 4. Disunnahkan
bersumpah untuk mendatangkan kemantapan sebuah perkara dalam jiwa. 5. Tenang dalam masalah rizki dan qanaah (menerima)
dengan mengambil sebab-sebab serta tidak terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya karenanya. 6. Kehidupan
ada di tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah menyempurnakan umurnya. 7. Sebagian ulama dan orang
bijak berkata bahwa dijadikannya pertumbuhan janin manusia dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah sebagai rasa
belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu menciptakannya sekaligus.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Pengorbanan seorang ibu yang mengandung : 31 : 14 2. Teori reproduksi
manusia : 22 : 5, 23 : 14 3. Takdir : 57 : 22, 64 : 11 4. Husnul khotimah : 2 : 132, 4 :
18
5
الحـديث الخامس
عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ
أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهَا
قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ
الله صلى الله عليه وسلم
: مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا
هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ
فَهُوَ رَدٌّ
[رواه البخاري
ومسلم وفي رواية لمسلم
: مَنْ عَمِلَ عَمَلاً
لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا
فَهُوَ رَدٌّ ]
HADITS KELIMA
Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata : Rasulullah
bersabda : Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya ), maka dia tertolak.
(Riwayat Bukhori dan Muslim), dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan
(agama) kami, maka dia tertolak).
Kosa kata / مفردات :
أحدث : Mengada-ada ردٌّ
: Tertolak
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Setiap perbuatan ibadah yang tidak bersandar pada dalil syar’i ditolak
dari pelakunya. 2. Larangan dari perbuatan bid’ah yang buruk berdasarkan syari’at. 3. Islam
adalah agama yang berdasarkan ittiba’ (mengikuti berdasarkan dalil) bukan ibtida’ (mengada-adakan sesuatu tanpa
dalil) dan Rasulullah telah berusaha menjaganya dari sikap yang berlebih-lebihan dan mengada-ada. 4. Agama
Islam adalah agama yang sempurna tidak ada kurangnya.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Kesempurnaan Islam : 5 : 3, 2. Bid’ah dan taklid :
57 : 27, 17 : 36
6
الحــديث السادس
عَنْ أَبِي عَبْدِ
اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ
بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُوْلُ : إِنَّ الْحَلاَلَ
بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ
بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا
أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ
لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ
مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ
اتَّقَى الشُّبُهَاتِ
فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ
وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ
فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ
فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي
يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى
يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ
فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ
لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى
أَلاَ وَإِنَّ حِمَى
اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ
وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ
مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ
صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ
وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ
الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ
وَهِيَ الْقَلْبُ
[رواه البخاري
ومسلم]
HADITS KEENAM Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir
radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda: Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram
itu jelas. Diantara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka
siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam
perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya
disekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki
larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia
baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “. (Riwayat
Bukhori dan Muslim)
Kosa kata / مفردات :
بَيِّنٌ
: jelas أمور (أمر) : Perkara-perkara مشتبهات
: samar/syubhat اتقى : Menghindar اسْتَبْرَأ
: Membebaskan عِرْضه : kehormatan (nya) وقع
: terjerumus, melakukan الراعي : penggembala,
يرعى : menggembala
pemimpin يوشك : hampir, nyaris الحمى
: batas, pematang. مضغة : segumpal daging صلح(ت)
: baik, layak, فسد(ت) : rusak
Catatan :
• Hadits ini merupakan salah satu landasan pokok dalam syari’at.
Abu Daud berkata : Islam itu berputar dalam empat hadits, kemudian dia menyebutkan hadits ini salah satunya.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Termasuk sikap wara’ ) adalah meninggalkan syubhat . 2. Banyak
melakukan syubhat akan mengantarkan seseorang kepada perbuatan haram. 3. Menjauhkan perbuatan dosa kecil karena hal
tersebut dapat menyeret seseorang kepada perbuatan dosa besar. 4. Memberikan perhatian terhadap masalah hati, karena
padanya terdapat kebaikan fisik. 5. Baiknya amal perbuatan anggota badan merupakan pertanda baiknya hati. 6. Pertanda
ketakwaan seseorang jika dia meninggalkan perkara-perkara yang diperbolehkan karena khawatir akan terjerumus kepada hal-hal
yang diharamkan. 7. Menutup pintu terhadap peluang-peluang perbuatan haram serta haramnya sarana dan cara ke arah
sana. 8. Hati-hati dalam masalah agama dan kehormatan serta tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan
persangkaan buruk.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Penetapan halal dan haram : 2 : 275, 16 : 115, 5 : 87 2. Menghindari
syubhat : 49 : 12 3. Kedudukan hati : 26 : 89, 16 : 106, 22 : 46 4. Allah Maha Berkuasa
(Raja) : 5 : 40, 114 : 2
7
الحــديث السابع
عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ
تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ : الدِّيْنُ
النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا
لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ
وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ
وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ
وَعَامَّتِهِمْ
[رواه البخاري
ومسلم]
Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah
bersabda : Agama adalah nasehat ) ), kami berkata : Kepada siapa ? beliau bersabda : Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya
dan kepada pemimpan kaum muslimin dan rakyatnya ). (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran :
1. Agama Islam berdiri tegak diatas upaya saling menasihati, maka harus selalu
saling menasihati diantara masing-masing individu muslim. 2. Nasihat wajib dilakukan sesuai kemampuannya .
Tema hadits dan ayat yang terkait dengannya :
1. Da’wah dan Amar Ma’ruf Nahi munkar : 3 : 104, 3: 110,
41 : 33 3. Pentingnya selalu upaya untuk saling mengingatkan : 51 : 55, 87 : 9.
8
الحـديث الثـامن
عَنْ ابْنِ عُمَرَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى الله عليه وسلم
قَالَ : أُمِرْتُ أَنْ
أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى
يَشْهَدُوا أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ
اللهِ، وَيُقِيْمُوا
الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا
الزَّكاَةَ، فَإِذَا
فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا
مِنِّي دِمَاءُهُمْ وَأَمْوَالُـهُمْ
إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ
وَحِسَابُهُمْ عَلَى
اللهِ تَعَالىَ
[رواه البخاري
ومسلم ]
HADITS KEDELAPAN Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma sesungguhnya Rasulullah
bersabda : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad
adalah Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka akan
dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah (Riwayat Bukhori dan
Muslim)
Kosa kata / مفردات :
أُمِرْتُ
: aku diperintahkan أُقَاتِل : (aku) Memerangi دماء
: bentuk jamak dari دم : darah عصموا :
mereka terlindung
Catatan :
Hadits ini secara praktis dialami zaman kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq,
sejumlah rakyatnya ada yang kembali kafir. Maka Abu Bakar bertekad memerangi mereka termasuk diantaranya mereka yang menolak
membayar zakat . Maka Umar bin Khottob menegurnya seraya berkata : “ Bagaimana kamu akan memerangi mereka yang mengucapkan
Laa Ilaaha Illallah sedangkan Rasulullah telah bersabda : Aku diperintahkan…..(seperti hadits diatas)” . Maka
berkatalah Abu Bakar :
“Sesungguhnya zakat adalah haknya harta”, ) hingga akhirnya Umar menerima dan ikut bersamanya memerangi mereka.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Maklumat peperangan kepada mereka yang musyrik hingga mereka selamat.
2. Diperbolehkannya membunuh orang yang mengingkari shalat dan memerangi mereka yang menolak membayar zakat. 3. Tidak
diperbolehkan berlaku sewenang-wenang terhadap harta dan darah kaum muslimin. 4. Diperbolehkannya hukuman mati
bagi setiap muslim jika dia melakukan perbuatan yang menuntut dijatuhkannya hukuman seperti itu seperti : Berzina bagi orang
yang sudah menikah (muhshan), membunuh orang lain dengan sengaja dan meninggalkan agamanya dan jamaahnya . 5. Dalam
hadits ini terdapat jawaban bagi kalangan murji’ah yang mengira bahwa iman tidak membutuhkan amal perbuatan. 6. Tidak
mengkafirkan pelaku bid’ah yang menyatakan keesaan Allah dan menjalankan syari’atnya. 7. Didalamnya terdapat
dalil bahwa diterimanya amal yang zhahir dan menghukumi berdasarkan sesuatu yang zhahir sementara yang tersembunyi dilimpahkan
kepada Allah.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Aqidah dan syariat harus ditegakkan : 42 : 13, 2. Perlindungan
terhadap nyawa dan harta : 2 : 188, 4 : 93 3. Besarnya kedudukan zakat : 9 : 34
9
الحــديث التـاسع
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ
صَخْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُوْلُ :
مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ
فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا
أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا
مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ،
فَإِنَّمَا أَهْلَكَ
الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ
كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ
وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى
أَنْبِيَائِهِمْ
[رواه البخاري
ومسلم]
HADITS KESEMBILAN Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia
berkata : Saya mendengar Rasulullah bersabda : Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku
perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena
banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka. (Bukhori dan Muslim)
Kosa kata / مفردات :
نـَهَيْتُكم
: (Aku) larang kalian اجتنبوا : Mereka menghindari- nya أَمَرْتُكُم
: (Aku) perintahkan kalian أَهْلَكَ : Menghancurkan
Pelajaran :
1. Wajibnya menghindari semua apa yang dilarang oleh Rasulullah .
2. Siapa yang tidak mampu melakukan perbuatan yang diperintahkan secara keseluruhan dan dia hanya mampu sebagiannya
saja maka dia hendaknya melaksanakan apa yang dia mampu laksanakan. 3. Allah tidak akan membebankan kepada seseorang
kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya. 4. Perkara yang mudah tidak gugur karena perkara yang sulit. 5. Menolak
keburukan lebih diutamakan dari mendatangkan kemaslahatan. 6. Larangan untuk saling bertikai dan anjuran untuk bersatu
dan bersepakat. 7. Wajib mengikuti Rasulullah , ta’at dan menempuh jalan keselamatan dan kesuksesan.
8. Al Hafiz berkata : Dalam hadits ini terdapat isyarat untuk menyibukkan diri dengan perkara yang lebih penting
yang dibutuhkan saat itu ketimbang perkara yang saat tersebut belum dibutuhkan.
Tema hadits dan ayat yang terkait :
1. Patuh kepada Rasulullah : 59 : 7, 8 : 46 2. Bertakwa sebatas
kemampuan : 64 : 16 . 4. Berdebat yang tak berguna dan bertikai, sumber kehan-curan : 40 : 5
10
الحـديث العاشر
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ
تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ
يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً،
وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ
الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا
أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ
فَقَالَ تَعَالَى : يَا
أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا
مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا
صَالِحاً وَقاَلَ تَعَالَى
: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوا كُلُوا مِنْ
طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ
ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ
يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ
أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ
إِلَى السَّمَاءِ ياَ
رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ
حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ
حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ
حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ
فَأَنَّى يُسْتَجَابُ
لَهُ
[رواه مسلم]
HADITS KESEPULUH
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah bersabda : Sesungguhnya
Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana
dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalehlah. Dan Dia
berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau
menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit
seraya berkata : Ya Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi
dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. (Riwayat Muslim).
Kosa kata / مفردات
يقبل
: Menerima يطيل : Panjang / jauh أشعث
: Kumal أغبر : Berdebu / dekil يَمُدّ
: Memanjangkan/ mengangkat فأَنَّى : Maka dari mana/ bagaimana
Pelajaran :
1. Dalam hadits diatas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala
dari segala kekurangan dan cela. 2. Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang
bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima. 3. Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi
Allah ta’ala. 4. Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari terkabulnya doa. 5. Orang
yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali mereka yang Allah kehendaki. 6. Makan barang haram
dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya amal perbuatan. 7. Anjuran untuk berinfaq dari barang yang
halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram. 8. Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu
yang baik dengan maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah. 9. Doa orang yang sedang safar
dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul. 10. Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya
do’a : Perjalanan jauh, kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kumal dan berdebu, mengangkat
kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan kuat dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian yang
halal. Tema hadits dan ayat yang terkait : 1. Mempersembahkan yang terbaik kepada Allah : 28 : 77 2. Mengkonsumsi
yang halal : 5 : 88 3. Meratap dalam berdoa : 19 : 3, 32 : 16 .
11
الحـديث الحادي
عشر
عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ
الْحَسَنُ بْنُ عَلِي
بْنِ أبِي طَالِبٍ سِبْطِ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ
الله عَنْهُمَا قَالَ
: حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ؛ دَعْ مَا
يَرِيْبُكَ إِلَى مَا
لاَ يَرِيْبُكَ .
[رواه الترمذي
وقال : حديث حسن صحيح]
PELAJARAN KESEBELAS
Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah
dan kesayangannya dia berkata : Saya menghafal dari Rasulullah (sabdanya): Tinggalkanlah apa yang meragukanmu
kepada apa yang tidak meragukanmu. (Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shoheh)
Kosa kata / مفردات :
حفظ(ت) : (saya) menghafal/
mengetahui دَعْ
: tinggalkan يريب(ك) : meragukan-(mu)
Pelajaran:
1. Meninggalkan syubhat dan mengambil yang halal akan melahirkan sikap wara’.
2. Keluar dari ikhtilaf ulama lebih utama karena hal tersebut lebih terhindar dari perbuatan syubhat, khususnya jika
diantara pendapat mereka tidak ada yang dapat dikuatkan. 3. Jika keraguan bertentangan dengan keyakinan maka keyakinan
yang diambil. 4. Sebuah perkara harus jelas berdasarkan keyakinan dan ketenangan. Tidak ada harganya keraguan dan
kebimbangan. 5. Berhati-hati dari sikap meremehkan terhadap urusan agama dan masalah bid’ah. 6. Siapa
yang membiasakan perkara syubhat maka dia akan berani melakukan perbuatan yang haram.
Tema hadits dan ayat yang terkait :
1. Meninggalkan keragu-raguan : 14 : 10, 49 : 15, 2 : 2
12
الحــديث الثاني
عشر
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم:
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ
الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا
لاَ يَعْنِيْهِ
[حديث حسن رواه
الترمذي وغيره هكذا]
HADITS KEDUA BELAS
Dari Abu Hurairah radhiallahunhu dia berkata : Rasulullah bersabda : Merupakan
tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya . (Hadits Hasan riwayat Turmuzi dan lainnya)
Kosa kata /مفردات :
ترك(ـه) (dia) meninggalkan يعني(ـه)
: penting (baginya)
Pelajaran:
1. Termasuk sifat-sifat orang muslim adalah dia menyibukkan dirinya dengan
perkara-perkara yang mulia serta menjauhkan perkara yang hina dan rendah. 2. Pendidikan bagi diri dan perawatannya
dengan meninggalkan apa yang tidak bermanfaat didalamnya. 3. Menyibukkkan diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat
adalah kesia-siaan dan merupakan pertanda kelemahan iman. 4. Anjuran untuk memanfaatkan waktu dengan sesuatu yang
manfaatnya kembali kepada diri sendiri bagi dunia maupun akhirat. 5. Ikut campur terhadap sesuatu yang bukan urusannya
dapat mengakibatkan kepada perpecahan dan pertikaian diantara manusia.
Tema hadits dan ayat yang terkait :
1. Optimalisasi waktu dan potensi : 103 : 1-3, 2 : 148 2. Meninggalkan
hidup terlena : 63 : 9, 31 : 6
13
الحـديث الثالث
عشر
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ
أَنَسْ بْنِ مَالِكٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ،
خَادِمُ رَسُوْلِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ
حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ
مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
[رواه البخاري
ومسلم]
HADITS KETIGA BELAS
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah dari
Rasulullah , beliau bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana
dia mencintai dirinya sendiri. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Kosa kata / مفردات :
يحب
: Mencintai (لـ)نفس(ـه) : (untuk) diri-(nya)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Seorang mu’min dengan mu’min yang lainnya bagaikan satu jiwa,
jika dia mencintai saudaranya maka seakan-akan dia mencintai dirinya sendiri. 2. Menjauhkan perbuatan hasad (dengki)
dan bahwa hal tersebut bertentangan dengan kesempurnaan iman. 3. Iman dapat bertambah dan berkurang, bertambah dengan
ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. 4. Anjuran untuk menyatukan hati.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Menyakiti saudara sama dengan menyakiti diri sendiri : 49 : 12, 2. Ukhuwwah
Islamiah : 49 : 10, 3 : 103
14
الحــديث الرابع
عشر
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم
: لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ
مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَأَنِّي رَسُوْلُ اللهِ
إِلاَّ بِإِحْدَى ثَلاَثٍ
: الثَّيِّبُ الزَّانِي،
وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ
وَالتَّارِكُ لِدِيْنِهِ
الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ
[رواه البخاري
ومسلم]
HADITS KEEMPAT BELAS
Dari Ibnu Mas’ud radiallahuanhu dia berkata : Rasulullah bersabda
: Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa saya (Rasulullah ) adalah
utusan Allah kecuali dengan tiga sebab : Orang tua yang berzina, membunuh orang lain (dengan sengaja), dan meninggalkan agamanya
berpisah dari jamaahnya, (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Kosa kata / مفردات :
يحل : halal دم
: darah الثيب : yang sudah menikah الزاني
: orang yang berzina التارك : orang yang meninggalkan المفارق
: memisahkan dirinya
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Tidak boleh menumpahkan darah kaum muslimin kecuali dengan tiga sebab,
yaitu : zina muhshon (orang yang sudah menikah), membunuh manusia dengan sengaja dan meninggalkan agamanya (murtad) berpisah
dari jamaah kaum muslimin. 2. Islam sangat menjaga kehormatan, nyawa dan agama dengan menjatuhkan hukuman mati kepada
mereka yang mengganggunya seperti dengan melakukan zina, pembunuhan dan murtad. 3. Sesungguhnya agama yang disepakati
adalah yang dipegang oleh jamaah kaum muslimin, maka wajib dijaga dan tidak boleh keluar darinya. 4. Hukum pidana
dalam Islam sangat keras, hal itu bertujuan untuk mencegah (preventif) dan melindungi. 5. Pendidikan bagi masyarakat
untuk takut kepada Allah ta’ala dan selalu merasa terawasi oleh-Nya dan keadaan tersembunyi atau terbuka sebelum dilaksanakannya
hukuman. 6. Hadits diatas menunjukkan pentingnya menjaga kehormatan dan kesucian. 7. Dalam hadits tersebut
merupakan ancaman bagi siapa yang membunuh manusia yang diharamkan oleh Allah ta’ala.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Nyawa seorang muslim dilindungi : 4 : 93 3. Hukuman dalam Islam
sebagai bagian dari perlindungan: 2 : 179
15
الحديث الخامس
عشر
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ
وَالْيَوْمِ الآخِرِ
فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ
لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ
الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ
جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ
الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ
ضَيْفَهُ
[رواه البخاري
ومسلم]
HADITS KELIMA BELAS
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah bersabda: Siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan
tamunya (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Kosa kata / مفردات :
(لـِ)يَصْمُتْ
: (hendaklah) dia diam يُكْرِم : memuliakan
جار(ه) : tetangga-(nya) ضَيْفَـ(هُ)
: tamu-(nya)
Pelajaran :
1. Iman terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari. 2. Islam
menyerukan kepada sesuatu yang dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang dikalangan individu masyarakat muslim. 3. Termasuk
kesempurnaan iman adalah perkataan yang baik dan diam dari selainnya . 4. Berlebih-lebihan dalam pembicaraan dapat
menyebabkan kehancuran, sedangkan menjaga pembicaraan merupakan jalan keselamatan. 5. Islam sangat menjaga agar seorang
muslim berbicara apa yang bermanfaat dan mencegah perkataan yang diharamkan dalam setiap kondisi. 6. Tidak memperbanyak
pembicaraan yang diperbolehkan, karena hal tersebut dapat menyeret kepada perbuatan yang diharamkan atau yang makruh. 7. Termasuk
kesempurnaan iman adalah menghormati tetangganya dan memperhatikanya serta tidak menyakitinya. 8. Wajib berbicara
saat dibutuhkan, khususnya jika bertujuan menerangkan yang haq dan beramar ma’ruf nahi munkar. 9. Memuliakan
tamu termasuk diantara kemuliaan akhlak dan pertanda komitmennya terhadap syariat Islam. 10. Anjuran untuk mempergauli
orang lain dengan baik.
Tema hadits dan ayat-ayat Al Quran yang terkait :
1. Iman dan pengaruhnya dalam prilaku keseharian : 2. Menjaga perkataan :
50 : 18, 3. Hubungan baik dengan tetangga : 4 : 36, 4. Sikap mulia terhadap tamu : 51 : 24-27
16
الحـديث السادس
عشر
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
أَنَّ رَجُلاً قَالَ
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
أَوْصِنِي، قَالَ : لاَ
تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً،
قَالَ: لاَ تَغْضَبْ
[رواه البخاري]
HADITS KEENAM BELAS
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah
sholallohu ‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah ) nasihatilah saya. Beliau bersabda
: Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah. (Riwayat Bukhiroi
)
Kosa kata / مفردات :
أَوْصِـ(نِي)
: nasihatilah (saya) لا
: Jangan ردّد : mengulanginya تغضب
: (engkau) marah مراراً : berkali-kali
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Anjuran bagi setiap muslim untuk memberikan nasihat dan mengenal perbuatan-perbuatan
kebajikan, menambah wawasan ilmu yang bermanfaat serta memberikan nasihat yang baik. 2. Larangan marah. 3. Dianjurkan
untuk mengulangi pembicaraan hingga pendengar menyadari pentingnya dan kedudukannya.
Tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Meninggalkan sifat pemarah : 3 : 159, 3 : 134
17
الحــديث السابع
عشر
عَنْ أَبِي يَعْلَى
شَدَّاد ابْنِ أَوْسٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
عَنْ رَسُوْلِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ
اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ،
فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا
الْقِتْلَةَ وَإِذَا
ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا
الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ
أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ
وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ
.
[رواه مسلم]
HADITS KETUJUH BELAS
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu . Jika kalian
membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah kalian
mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya. (Riwayat Muslim)
Kosa kata / مفردات :
الإحسان
: berlaku baik قتلـ(ـتم) : (kalian) membunuh القتلة
: cara membunuh ذبحـ(ـتم) : (kalian) menyembelih الذبحة
: cara menyembelih يحد : mengasah/ menajamkan شفرتـ(ـه)
: pisau- (nya) / alat يرح : senangilah
menyembelih ذبيحتـ(ـه): hewan sembelihan(nya)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Syariat Islam menuntut perbuatan ihsan kepada setiap makhluk termasuk
diantaranya adalah hewan. 2. Tidak boleh menyiksa dan merusak tubuh sebagai sasaran dan tujuan, tidak juga boleh
menyayat-nyayat orang yang dihukum qishash. 3. Termasuk ihsan juga berbuat baik terhadap hewan ternak dan belas kasih
terhadapnya. Tidak boleh membebaninya diluar kemampuannya serta tidak menyiksanya saat menyembelihnya.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Profesionalisme : 28 : 77 4. Berbuat baik hingga kepada seluruh makhluk
(ihsan) : 2 : 195
18
الحــديث الثامن
عشر
عَنْ أَبِي ذَرّ
جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ
وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ
مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُمَا عَنْ
رَسُوْلِ اللهِ صلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ : اِتَّقِ اللهَ
حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ
السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ
تَمْحُهَا، وَخَالِقِ
النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
"
[رواه الترمذي
وقال حديث حسن وفي بعض
النسخ حسن صحيح]
HADITS KEDELAPAN BELAS
Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal radhiallahuanhuma
dari Rasulullah saw beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan
niscaya menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik“ (Riwayat Turmuzi, dia berkata haditsnya hasan,
pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih).
Kosa kata / مفردات :
اتَّقِ (الله)
: Bertakwalah (kepada حيثما : Dimana saja
Allah) السيئة : keburukan أتبع
: Ikutialh خالق : pergaulilah تمحـ(ها)
: menghapus-(nya) (بـ)خُلُق : (dengan) akhlak
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Takwa kepada Allah merupakan kewajiban setiap muslim dan dia merupakan
asas diterimanya amal shaleh. 2. Bersegera melakukan ketaatan setelah keburukan secara langsung, karena kebaikan
akan menghapus keburukan. 3. Bersungguh-sungguh menghias diri dengan akhlak mulia. 4. Menjaga pergaulan yang
baik merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat menghilangkan dampak
negatif pergaulan.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Takwa, bekal disetiap tempat dan waktu : 2 : 197 2. Akhlak mulia :
68 : 4
19
الحــديث التاسع
عشر
عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً،
فَقَالَ : يَا غُلاَمُ
إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ:
اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ،
احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ
تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ
فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا
اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ
بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ
اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ
عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ
بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ
إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ
كَتَبَهُ اللهُ لَكَ،
وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى
أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ
لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ
بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ
اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ
اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ
الصُّحُفِ
[رواه الترمذي
وقال : حديث حسن صحيح وفي
رواية غير الترمذي: احْفَظِ
اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ،
تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ
فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ
فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ
أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ
لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ،
وَمَا أَصَابَكَ لَمْ
يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ،
وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ
مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ
الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ
وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ
يُسْراً].
HADITS KESEMBILAN BELAS
Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas radhiallahuanhuma, beliau berkata : Suatu saat saya berada dibelakang nabi shollallohu
‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda : Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah
), niscaya dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada dihadapanmu ). Jika kamu meminta, mintalah kepada
Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul
untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah
Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu , niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu
kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering ) . (Riwayat Turmuzi
dan dia berkata : Haditsnya hasan shahih). Dalam sebuah riwayat selain Turmuzi dikatakan : Jagalah Allah, niscaya engkau akan
mendapatkan-Nya didepanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa
apa yang ditetapkan luput darimu tidaklah akan menimpamu dan apa yang ditetapkan akan menimpamu tidak akan luput darimu,
ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan kesulitan bersama kemudahan).
Kosa kata / مفردات :
خلف
: dibelakang أُعَلِّمُـ(ك) : (saya) ajarkan (engkau) اِحْفَظ
: Peliharalah /jagalah تجاهـ(ك) : dihadapan-(mu) اسْتَعَنْـ(تَ)
: (engkau) minta اجتمعـ(ت) : berkumpul.
pertolongan يضرو(ك) : mendatangkan bahaya ينفعو(ك)
: memberikan manfaat
(kepadamu)
(kepadamu) الأقلام : bentuk
jamak dari قلم رُفِعَـ(ت) : diangkat الصحف
: bentuk jamak dari صحيفة جَفَّـ(ت)
: kering yaitu: catatan.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Perhatian Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam mengarahkan
umatnya serta menyiapkan generasi mu’min idaman. 2. Termasuk adab pengajaran adalah menarik perhatian pelajar
agar timbul keinginannya terhadap pengetahuan sehingga hal tersebut lebih terkesan dalam dirinya. 3. Siapa yang konsekwen
melaksanakan perintah-perintah Allah, nicsaya Allah akan menjaganya di dunia dan akhirat. 4. Beramal saleh serta melaksanakan
perintah Allah dapat menolak bencana dan mengeluarkan seseorang dari kesulitan. 5. Tidak mengarahkan permintaan apapun
(yang tidak dapat dilakukan makhluk) selain kepada Allah semata. 6. Manusia tidak akan mengalami musibah kecuali berdasarkan
ketetapan Allah ta’ala . 7. Menghormati waktu dan menggunakannya kepada sesuatu yang bermanfaat sebagaimana
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam memanfaatkan waktunya saat beliau berkendaraan.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Menyiapkan generasi beriman : 4 : 9, 25 : 74, 46 :15 2. Allah tempat
bergantung dan berlindung : 1 : 5, 112 : 2 3. Musibah dan keberuntungan hanya datang dari Allah : 64 : 11, 9 : 51,
7 : 188, 10 : 49.
20
الحــديث العشرون
عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ
عُقْبَةَ بِنْ عَمْرٍو
الأَنْصَارِي الْبَدْرِي
رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ
: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : إِنَّ مِمَّا
أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ
كَلاَمِ النُّبُوَّةِ
الأُوْلَى، إِذَا لَمْ
تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا
شِئْتَ
[رواه البخاري
]
HADITS KEDUA PULUH
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya ungkapan yang telah dikenal orang-orang dari ucapan nabi-nabi
terdahulu adalah : Jika engkau tidak malu perbuatlah apa yang engkau suka . (Riwayat Bukhori)
Kosa kata / مفردات :
أدرك : diketahui, didapatkan النبوة
: kenabian لم : huruf nafi, artinya: tidak تستح
(تستحي) : (engkau) malu . (فـ)ـاصنع : (maka)
perbuatlah شِئْـ(ـت) : (yang engkau) sukai
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Malu merupakan tema yang telah disepakati oleh para nabi dan tidak terhapus
ajarannya. 2. Jika seseorang telah meninggalkan rasa malu, maka jangan harap lagi (kebaikan) darinya sedikitpun.
3. Malu merupakan landasan akhlak mulia dan selalu bermuara kepada kebaikan. Siapa yang banyak malunya lebih banyak
kebaikannya, dan siapa yang sedikit rasa malunya semakin sedikit kebaikannya. 4. Rasa malu merupakan prilaku dan
dapat dibentuk. Maka setiap orang yang memiliki tanggung jawab hendaknya memperhatikan bimbingan terhadap mereka yang menjadi
tanggung jawabnya. 5. Tidak ada rasa malu dalam mengajarkan hukum-hukum agama serta menuntut ilmu dan kebenaran .
Allah ta’ala berfirman : “ Dan Allah tidak malu dari kebenaran “ (33 : 53). 6. Diantara manfaat
rasa malu adalah ‘Iffah (menjaga diri dari perbuatan tercela) dan Wafa’ (menepati janji) 7. Rasa
malu merupakan cabang iman yang wajib diwujudkan.
Tema hadits / موضوعات الحديث
:
Menumbuhkan rasa malu sesuai proporsinya : 33 : 53
21
الحــديث الحادي
والعشرون
عَنْ أَبِي عَمْرو،
وَقِيْلَ : أَبِي عَمْرَةَ
سُفْيَانُ بْنِ عَبْدِ
اللهِ الثَّقَفِي رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ
: يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ
لِي فِي اْلإِسْلاَمِ
قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ
عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ
. قَالَ : قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ
ثُمَّ اسْتَقِمْ
[رواه مسلم]
HADITS KEDUAPULUH SATU
Dari Abu Amr, -ada juga yang mengatakan- : Abu ‘Amrah, Sufyan bin Abdillah
Ats Tsaqofi radhiallahuanhu dia berkata, saya berkata : Wahai Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, katakan kepada
saya tentang Islam sebuah perkataan yang tidak saya tanyakan kepada seorangpun selainmu. Beliau bersabda: Katakanlah:
saya beriman kepada Allah, kemudian berpegang teguhlah . (Riwayat Muslim).
Kosa kata / مفردات :
أسأل : (saya) bertanya اِسْتَقِم
: istiqomah-lah, berpegang teguhlah.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Iman kepada Allah ta’ala harus mendahului ketaatan. 2. Amal
saleh dapat menjaga keimanan 3. Iman dan amal saleh keduanya harus dilaksanakan. 4. Istiqomah merupakan derajat
yang tinggi . 5. Keinginan yang kuat dari para shahabat dalam menjaga agamanya dan merawat keimanannya. 6. Perintah
untuk istiqomah dalam tauhid dan ikhlas beribadah hanya kepada Allah semata hingga mati.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Bertanya untuk mendapatkan kebaikan : 2 : 149, 2 : 512, 2 : 217, 2 : 219, 2
: 219, 2 :220. 3. Iman dan istiqomah : 41 : 30, 46 : 13, 72 : 16, 15 : 99
22
الحـديث الثاني
والعشرون
عَنْ أَبِي عَبْدِ
اللهِ جَابِرْ بْنِ عَبْدِ
اللهِ الأَنْصَارِي رَضِيَ
اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ
رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ : أَرَأَيْتَ
إِذَا صَلَّيْتُ اْلمَكْتُوْبَاتِ،
وَصُمْتُ رَمَضَانَ،
وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ،
وَحَرَّمْت الْحَرَامَ،
وَلَمْ أَزِدْ عَلَى
ذَلِكَ شَيْئاً، أَأَدْخُلُ
الْجَنَّةَ ؟ قَالَ : نَعَمْ
.
[رواه مسلم]
HADITS KEDUAPULUH DUA Dari Abu Abdullah, Jabir
bin Abdullah Al Anshary radhiallahuanhuma : Seseorang bertanya kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, seraya
berkata : Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa Ramadhan, Menghalalkan yang halal dan mengharamkan
yang haram ) dan saya tidak tambah sedikitpun, apakah saya akan masuk surga ?. Beliau bersabda : Ya. (Riwayat Muslim)
Kosa kata / مفردات :
المكتوبات : Shalat-shalat
fardu أحللـ(تُ) : (saya) menghalalkan حرَّمـ(تُ)
: (saya) mengharamkan أ / هل : Apakah
Catatan :
* Seseorang yang bertanya dalam riwayat diatas adalah : An Nu’man bin Qauqal.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث:
1. Setiap muslim dituntut untuk bertanya kepada ulama tentang syariat Islam,
tentang kewajibannya dan apa yang dihalalkan dan diharamkan baginya jika hal tersebut tidak diketahuinya. 2. Penghalalan
dan pengharaman merupan aturan syariat, tidak ada yang berhak menentukannya kecuali Allah ta’ala. 3. Amal saleh
merupakan sebab masuknya seseorang kedalam syurga. 4. Keinginan dan perhatian yang besar dari para shahabat serta
kerinduan mereka terhadap syurga serta upaya mereka dalam mencari jalan untuk sampai kesana.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Evaluasi diri / muhasabah : 59 : 18 2. Rindu syurga :
3 : 133, 66 : 11 3. Memperhatikan halal haram dalam kehidupan: 9 : 29, 66 : 1, 7 : 157
23
الحديث الثالث
والعشرون
عَنْ أَبِيْ
مَالِكْ الْحَارِثِي
ابْنِ عَاصِمْ اْلأَشْعَرِي
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : الطُّهُوْرُ
شَطْرُ اْلإِيْمَانِ،
وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ
الْمِيْزَانِ، وَسُبْحَانَ
اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ
تَمْلأُ – أَوْ تَمْلآنِ
– مَا بَيْنَ السَّمَاءِ
وَاْلأَرْضِ، وَالصَّلاَةُ
نُوْرٌ، وَالصَّدَقَةُ
بُرْهَانٌ، وَالْقُرْآنُ
حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ
. كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو
فَباَئِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا
أَوْ مُوْبِقُهَا
[رواه مسلم]
HADITS KEDUAPULUH TIGA
Dari Abu Malik Al Haritsy bin ‘Ashim Al ‘Asy’ary radhiallahuanhu
dia berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Bersuci sebagian dari iman, Al Hamdulillah dapat memenuhi
timbangan ), Subhanallah dan Al Hamdulillah dapat memenuhi antara langit dan bumi, Sholat adalah cahaya ), shadaqah adalah
bukti ), Al Quran dapat menjadi saksi yang meringankanmu atau yang memberatkanmu. Semua manusia berangkat menjual dirinya
), ada yang membebaskan dirinya (dari kehinaan dan azab) ada juga yang menghancurkan dirinya .
(Riwayat Muslim).
Kosa kata / مفردات :
الطهور
: Bersuci شطر : Setengah, sebagian تملأ (تملآن)
: Memenuhi برهان : Bukti يغدو
: Berangkat (pagi hari) بائع : menjual موبق
: Menghancurkan معتق : Memerdekakan ها pada kalimat
موبق dan معتق kembali kepada kalimat نفس (jiwa) .
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Iman merupakan ucapan dan perbuatan, bertambah dengan amal saleh dan keta’atan
dan berkurang dengan maksiat dan dosa. 2. Amal perbuatan akan ditimbang pada hari kiamat dan dia memiliki beratnya.
3. Bersuci merupakan syarat sahnya ibadah, karena itu harus diperhatikan. 4. Menjaga shalat akan mendatangkan
petunjuk dan memperbaiki kondisi seorang muslim terhadap manusia, membedakannya dengan akhlaknya dan perilakunya, kewara’annya
dan ketakwaannya. 5. Seruan untuk berinfaq pada jalan-jalan kebaikan dan bersegera melakukannya dimana hal tersebut
merupakan pertanda benarnya keimanan. 6. Anjuran untuk bersabar tatkala mengalami musibah, khususnya apa yang dialami
seorang muslim karena perbuatan amar ma’ruf nahi munkar. 7. Semangat membaca Al Quran dengan pemahaman dan
mentadabburi (merenungkan) ma’nanya, menga-malkan kandungan-kandungannya karena hal tersebut dapat memberi syafaat bagi
seorang hamba pada hari kiamat. 8. Seorang muslim harus menggunakan waktunya dan umurnya dalam keta’atan kepada
Allah ta’ala serta tidak mengabaikannya karena kesibukan lainnya.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Keutamaan bersuci : 9 : 108, 2 : 222 2. Keutamaan dan kekuatan zikir :
8 : 45, 13 : 28 3. Shadaqah : 2 : 261, 57 : 18, 33 : 35. 4. Interaksi dengan Al Quran : 4 : 82, 7 : 204,
25 : 30 5. Perbuatan manusia kembali kepada dirinya : 17 : 7
24
الحــديث الرابع
والعشرون
عَنْ أَبِي ذَرٍّ
الْغِفَارِي رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ
عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ
أَنَّهُ قَالَ : يَا عِبَادِي
إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ
عَلىَ نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ
بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً،
فَلاَ تَظَالَمُوا . يَا
عِبَادِي كُلُّكُمْ
ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ،
فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ
. يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ
جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ
أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُوْنِي
أَطْعِمْكُمْ . يَا عِبَادِي
كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ
مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِي
أَكْسُكُمْ . يَا عِبَادِي
إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ
بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
وَأَناَ أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ
جَمِيْعاً، فَاسْتَغْفِرُوْنِي
أَغْفِرْ لَكُمْ، يَا
عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ
تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّوْنِي،
وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي
فَتَنْفَعُوْنِي . يَا
عِبَادِي لَوْ أَنَّ
أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ
وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ
كَانُوا عَلَى أَتْقَى
قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ
مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ
فِي مُلْكِي شَيْئاً
. يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ
أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ
وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ
كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ
قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ
مِنْكُمْ مَا نَقَصَ
ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي
شَيْئاً . يَا عِبَادِي
لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ
وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ
وَجِنَّكُمْ قَامُوا
فِي صَعِيْدٍ وَاحِدٍ
فَسَأَلُوْنِي فَأَعْطَيْتُ
كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ
مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا
عِنْدِي إِلاَّ كَمَا
يَنْقُصُ الْمَخِيْطُ
إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ
. يَا عِبَادِي إِنَّمَا
هِيَ أَعَمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا
لَكُمْ ثُمَّ أُوْفِيْكُمْ
إِيَّاهَا فَمَنْ
وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ
اللهَ وَمَنْ وَجَدَ
غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ
يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ
.
[رواه مسلم]
HADITS KEDUAPULUH EMPAT
Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wa sallam sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia berfirman ): Wahai hambaku, sesungguhya
aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) diantara kalian, maka janganlah
kalian saling berlaku zalim. Wahai hambaku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah
kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah. Wahai hambaku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku berikan
kepadanya makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian makanan. Wahai hamba-Ku, kalian semuanya telanjang
kecuali siapa yang aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian pakaian. Wahai
hamba-Ku kalian semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa semuanya, maka mintalah ampun
kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni. Wahai hamba-Ku sesungguhnya tidak ada kemudharatan yang dapat kalian lakukan kepada-Ku
sebagaimana tidak ada kemanfaatan yang kalian berikan kepada-Ku. Wahai hambaku seandainya sejak orang pertama diantara kalian
sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa diantara kamu, niscaya
hal tersebut tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun . Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai
orang terakhir, dari golongan manusia dan jin diantara kalian, semuanya seperti orang yang paling durhaka diantara kalian,
niscaya hal itu mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun juga. Wahai hamba-Ku, seandainya sejak orang pertama diantara kalian
sampai orang terakhir semunya berdiri di sebuah bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap orang yang meminta
Aku penuhi, niscaya hal itu tidak mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali bagaikan sebuah jarum yang dicelupkan di tengah
lautan. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua perbuatan kalian akan diperhitungkan untuk kalian kemudian diberikan balasannya,
siapa yang banyak mendapatkan kebaikaan maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah dan siapa yang menemukan selain (kebaikan)
itu janganlah ada yang dicela kecuali dirinya, (Riwayat Muslim)
Kosa kata / مفردات :
تظالموا
: (kalian) saling ضال : sesat
menzalimi استهدوني : Hendaklah kalian minta هديـ(تـ)(ـه)
: (aku) berikan hidayah (kepadanya) hidayah dariku جائع
: Lapar أطعمـ(تـ)(ـه) : (Aku) berikan استطعموني
: Mintalah makan makan (kepadanya)
kepada-Ku عار : Telanjang كسو(تـ)(ـه) : (Aku) memberi
pakaian (kepadanya) استكسوني : Mintalah pakaian kepada-Ku. تخطئون
: (kalian) melakukan تبلغوا : (kalian) sampai, dapat
kesalahan زاد : Menambah أتقى
: Yang paling bertaqwa نقص : Mengurangi أفجر
: Orang yang paling المخيط : Jarum
durhaka أوفيـ(كم) : (Aku) sempurnakan صعيد
: Tempat, bukit. (balasannya)(kepada kalian) أحصيـ(ها) : (Aku) menghitung(nya)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث:
1. Menegakkan keadilan diantara manusia serta haramnya kezaliman diantara
mereka merupakan tujuan dari ajaran Islam yang paling penting. 2. Wajib bagi setiap orang untuk memudahkan jalan
petunjuk dan memintanya kepada Allah ta’ala. 3. Semua makhluk sangat tergantung kepada Allah dalam mendatangkan
kebaikan dan menolak keburukan terhadap dirinya baik dalam perkara dunia maupun akhirat. 4. Pentingnya istighfar
dari perbuatan dosa dan sesungguhnya Allah ta’ala akan mengampuninya. 5. Lemahnya makhluk dan ketidakmampuan
mereka dalam mendatangkan kecelakaan dan kemanfaatan. 6. Wajib bagi setiap mu’min untuk bersyukur kepada Allah
ta’ala atas ni’mat-Nya dan taufiq-Nya. 7. Sesungguhnya Allah ta’ala menghitung semua perbuatan
seorang hamba dan membalasnya. 8. Dalam hadits terdapat petunjuk untuk mengevaluasi diri (muhasabah) serta penyesalan
atas dosa-dosa
Tema hadits dan ayat-ayat Al Quran yang terkait :
1. Besarnya bahaya kezaliman : 7 : 44, 10 : 13 2. Allah sumber hidayah
dan rezeki : 18 : 17, 3. Kemurahan dan ampunan Allah ta’ala : 39 : 53, 7 : 156 4. Kebaikan dan
keburukan akan kembali kepada manusia : 17 : 7, 47 : 38, 7 : 160
25
الحـديث الخامس
والعشرون
عَنْ أَبِي ذَرٍّ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
: أَنَّ نَاساً مِنْ أَصْحَابِ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
الله عليه وسلم قَالُوا
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا
رَسُوْلَ اللهِ، ذَهَبَ
أَهْلُ الدُّثُوْرِ بِاْلأُجُوْرِ
يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي،
وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا
نَصُوْمُ، وَتَصَدَّقُوْنَ
بِفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ
قَالَ : أَوَ لَيْسَ قَدْ
جَعَلَ اللهُ لَكُمْ
مَا يَتَصَدَّقُوْنَ
: إِنَّ لَكُمْ بِكُلِّ
تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً
وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ
صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ
صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ
صَدَقَةً وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ
صَدَقَةً وَنَهْيٍ عَن
مُنْكَرٍ صَدَقَةً وَفِي
بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً
قَالُوا : يَا رَسُوْلَ
اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا
شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ
لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ
؟ قَالَ : أَرَأَيْتُمْ
لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ
أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ
؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا
فِي الْحَلاَلِ كَانَ
لَهُ أَجْرٌ .
[رواه مسلم]
HADITS KEDUAPULUH LIMA
Dari Abu Dzar radhiallahuanhu : Sesungguhnya sejumlah orang dari shahabat Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam ) berkata kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam: “ Wahai Rasululullah,
orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana
kami puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat melakukannya). (Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam) bersabda : Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah ? : Sesungguhnya setiap
tashbih ) merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan
sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan kalian ) merupakan sedekah. Mereka bertanya :
Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda : Bagaimana
pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal
tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala. (Riwayat Muslim)
Kosa kata / مفردات :
الدثور bentuk jamak dari دثر
: harta الأجور : jamak dari الأجر : pahala yang
banyak وزر : dosa فضول : sesuatu yang berlebih بضع
: kemaluan (maksudnya adalah: jima’)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Sikap bijak dalam menanggapi berbagai kondisi serta mendatangkan kabar
gembira bagi jiwa serta menenangkan perasaan. 2. Para shahabat berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan. 3. Luasnya
keutamaan Allah ta’ala serta banyaknya pintu-pintu kebaikan yang dibuka bagi hamba-Nya. 4. Semua bentuk zikir
sesungguhnya merupakan shodaqoh yang dikeluarkan seseorang untuk dirinya. 5. Kebiasaan-kebiasaan mubah dan penyaluran
syahwat yang disyariatkan dapat menjadi ketaatan dan ibadah jika diiringi dengan niat saleh. 6. Anjuran untuk meminta
sesuatu yang dapat bermanfaat bagi seorang muslim dan yang dapat meningkatkan dirinya ke derajat yang lebih sempurna. 7. Didalam
hadits ini terdapat keutamaan orang kaya yang bersyukur dan orang fakir yang bersabar.
Tema hadits dan ayat-ayat Al Quran yang terkait :
1. Iri terhadap kebaikan orang lain: 2. Pintu-pintu kebaikan terbuka luas :
2 : 177, 5 : 2 3. Mencari yang halal dan menjauhkan yang haram : 5. Menggunakan sesuatu sesuai yang telah
ditetapkan:
26
الحــديث السادس
والعشرون
عَنْ أَبِيْ
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : كُلُّ سُلاَمَى
مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ
صَدَقَةٌ، كُلُّ يَوْمٍ
تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ
تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ
صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ
الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ
فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا
أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا
مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ
الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ،
وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا
إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ
وَ تُمِيْطُ اْلأَذَى
عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ
.
[رواه البخاري
ومسلم]
HADITS KEDUAPULUH ENAM
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda : Setiap anggota tubuh manusia wajib disedekahi, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil
terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau menolong seseorang yang berkendaraan lalu engkau bantu dia
untuk naik kendaraanya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika
engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Kosa kata / مفردات :
سلامَى
: tulang pada telapak تعدل : berlaku adil, mendamaikan tangan dan jari-jari
(yang dimak- ترفع : mengangkat sud adalah semua anggota tubuh) خطوة
: langkah تعين : menolong الأذى
: gangguan, rintangan متاعـ(ـه) : harta benda (nya) تميط
: menyingkirkan, menghilangkna
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Bersyukur kepada Allah ta’ala setiap hari atas kesehatan anggota
badan. 2. Allah telah menjadikan -sebagai rasa syukur terhadap ni’mat-Nya- setiap anggota badan untuk
menolong hamba-hamba Allah ta’ala, bersedekah kepada mereka dengan menggunakannya sesuai kemaslahatannya. 3. Temasuk
sedekah adalah : Menahan tangan dan lisan untuk tidak menyakiti orang lain, justru seharusnya digunakan untuk menunaikan hak-hak
setiap muslim. 4. Jasad harus dikeluarkan zakatnya sebagaimana harta ada zakatnya. Zakat badan adalah melakukan perbuatan
baik, bersedekah dan pintu-pintunya banyak. 5. Anjuran untuk mendamaikan kedua belah fihak, tolong menolong, mengucapkan
kalimat yang baik, berjalan menuju shalat dan menyingkirkan penghalang dari shalat. 6. Anjuran untuk membersihkan
sarana-sarana umum. 7. Anjuran untuk melakukan keadilan, karena dengan keadilanlah ditegakkan langit dan bumi.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Menolong sesama manusia : 5 : 2, 107 : 1-7 2. Menjaga kepentingan
bersama : 3. Perkataan yang baik : 17 :
23, 33 : 32, 4 : 9
27
الحـديث السابع
والعشرون
عَنْ النَّوَّاسِ
بنِ سَمْعَانَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى الله عليه وسلم
قَالَ : الْبِرُّ حُسْنُ
الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ
مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ
وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ
عَلَيْهِ النَّاسُ .
[رَوَاهُ مُسْلِم]
وَعَنْ وَابِصَةَ
بْنِ مَعْبَد رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ : جِئْتَ تَسْألُ
عَنِ الْبِرِّ قُلْتُ
: نَعَمْ، قَالَ : اِسْتَفْتِ
قَلْبَكَ، الْبِرُّ مَا
اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ
النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ
إِلَيْهِ الْقَلْبُ،
وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ
فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ
فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ
أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ
"
[حديث حسن رويناه
في مسندي الإمامين أحمد
بن حنبل والدارمي بإسناد
حسن]
HADITS KEDUAPULUH TUJUH
Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu , dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wa sallam beliau bersabda : “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan engkau
tidak suka jika diketahui manusia “ Riwayat Muslim. Dan dari Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata
: Saya mendatangi Rasulullah saw, lalu beliau bersabda : Engkau datang untuk menanyakan kebaikan ?, saya menjwab : Ya. Beliau
bersabda : Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang
terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya.
(Hadits hasan kami riwayatkan dari dua musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan.
Kosa kata / مفردات :
البـر : Kebaikan الإثـم
: Dosa حاك : Mengganggu يطَّلِع
: Diketahui, diselidiki
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Tanda perbuatan dosa adalah timbulnya keragu-raguan dalam jiwa dan tidak
suka kalau hal itu diketahui orang lain. 2. Siapa yang ingin melakukan suatu perbuatan maka hendaklah dia menanyakan
hal tersebut pada dirinya . 3. Anjuran untuk berakhlak mulia karena akhlak yang mulia termasuk unsur kebaikan yang
sangat besar. 4. Hati seorang mu’min akan tenang dengan perbuatan yang halal dan gusar dengan perbuatan haram.
5. Melihat terlebih dahulu ketetapan hukum sebelum mengambil tindakan. Ambillah yang paling dekat dengan ketakwaan
dan kewara’an dalam agama. 6. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam ketika menyampaikan sesuatu
kepada para shahabatnya selalu mempertimbangkan kondisi mereka. 7. Perhatian Islam terhadap pendidikan sisi agama
yang bersifat internal dalam hati orang beriman dan meminta keputusannya sebelum mengambil tindakan.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Kebenaran melahirkan ketenangan hati : 8 : 10, 13 : 28 2. Hati-hati
dalam memberi fatwa : 17 : 36 3. Hati yang sehat sensitif terhadap keburukan :
28
الحــديث الثامن
والعشرون
عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ
الْعِرْبَاضِ بْنِ سَاريةَ
رَضي الله عنه قَالَ : وَعَظَنَا
رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ
الله عليه وسلم مَوْعِظَةً
وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ،
وَذَرِفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ،
فَقُلْنَا : يَا رَسُوْلَ
اللهِ، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ
مُوَدِّعٍ، فَأَوْصِنَا،
قَالَ : أُوْصِيْكُمْ
بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ
وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ
وَالطَّاعَةِ وَإِنْ
تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ
عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ
يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى
اخْتِلاَفاً كًثِيْراً.
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي
وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ
عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ،
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ
اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ
كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
[رَوَاه داود
والترمذي وقال : حديث حسن
صحيح]
HADITS KEDUAPULUH DELAPAN
Dari Abu Najih Al Irbadh bin Sariah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam memberikan kami nasehat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami bercucuran. Maka kami berkata
: Ya Rasulullah, seakan-akan ini merupakan nasehat perpisahan, maka berilah kami wasiat. Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wa sallam bersabda : “ Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin
kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena diantara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan
banyaknya perselisihan. Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk,
gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara
bid’ah adalah sesat “ (Riwayat Abu Daud dan Turmuzi, dia berkata : hasan shahih)
Kosa kata / مفردات :
وعظـ(نا) : menasihati
(kami) موعظة : Nasihat وجلـ(ت)
: takut القلوب bentuk jamak dari قلب : hati تأَمَّر
: Memerintah يعش (يعيش) : hidup عليـ(كم)
: Kalian harus إيا(كم) : Kalian jangan
Pelajaran:
1. Bekas yang dalam dari nasehat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa
sallam dalam jiwa para shahabat. Hal tersebut merupakan tauladan bagi para da’i di jalan Allah ta’ala. 2. Taqwa
merupakan yang paling penting untuk disampaikan seorang muslim kepada muslim lainnya, kemudian mendengar dan ta’at kepada
pemerintah selama tidak terdapat didalamnya maksiat. 3. Keharusan untuk berpegang teguh terhadap sunnah Nabi dan
sunnah Khulafaurrasyidin, karena didalamnya terdapat kemenangan dan kesuksesan, khususnya tatkala banyak terjadi perbedaan
dan perpecahan. 4. Hadits ini menunjukkan tentang sunnahnya memberikan wasiat saat berpisah karena didalamnya terdapat
kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. 5. Larangan untuk melakukan hal yang baru dalam agama (bid’ah)
yang tidak memiliki landasan dalam agama.
Tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Anjuran berwasiat menjelang kematian : 2 :180 2. Berpegang
teguh kepada sunnah Rasul dan menjauhi bid’ah : 59 : 7, 57 : 27 3. Patuh kepada pimpinan : 4 : 59
29
الحــديث التاسع
والعشرون
عَنْ مُعَاذِ
بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ
يَا رَسُوْلَ اللهِ،
أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ
يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ
وَيُبَاعِدُنِي عَنِ
النَّارِ، قَالَ : لَقَدْ
سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ،
وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ
عَلىَ مَنْ يَسَّرَهُ
اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ
: تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ
بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيْمُ
الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ
الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ
رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ
الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ
: أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى
أَبْوَابِ الْخَيْرِ
؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ،
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ
الْخَطِيْئَةَ كَمَا
يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ،
وَصَلاَةُ الرَّجُلِ
فِي جَوْفِ اللَّيْلِ،
ثُمَّ قَالَ : تَتَجَافَى
جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ..
–حَتَّى بَلَغَ- يَعْمَلُوْنَُ
ثمَّ قَالَ : أَلاَ أُخْبِرُكَ
بِرَأْسِ الأَمْرِ وُعَمُوْدِهِ
وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ
؟ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ
اللهِ قَالَ : رَأْسُ اْلأَمْرِ
اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ
الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ
سَنَامِهِ الْجِهَادُ.
ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ
بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ
؟ فَقُلْتُ : بَلىَ يَا
رَسُوْلَ اللهِ . فَأَخَذَ
بِلِسَانِهِ وَقَالِ
: كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا.
قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ،
وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ
بِمَا نَتَكَلَّمَ بِهِ
؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ
أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبَّ
النَاسُ فِي النَّارِ
عَلَى وُجُوْهِهِمْ –أَوْ
قَالَ : عَلىَ مَنَاخِرِهِمْ
– إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ
[رواه الترمذي
وقال : حديث حسن صحيح]
HADITS KEDUAPULUH SEMBILAN
Dari Mu’az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata : Saya berkata : Ya Rasulullah,
beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam syurga dan menjauhkan saya dari neraka, beliau bersabda:
Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah ta’ala,
: Beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan
pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda: Maukah engkau aku beritahukan tentang
pintu-pintu syurga ?; Puasa adalah benteng, Sodaqoh akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api, dan
shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail), kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya) : “ Lambung mereka
jauh dari tempat tidurnya….”. Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan pokok dari segala perkara,
tiangnya dan puncaknya ?, aku menjawab : Mau ya Nabi Allah. Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya
adalah Jihad. Kemudian beliau bersabda : Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat
memiliki semua itu ?, saya berkata : Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda: Jagalah ini (dari
perkataan kotor/buruk). Saya berkata: Ya Nabi Allah, apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan ?, beliau
bersabda: Ah kamu ini, adakah yang menyebabkan seseorang terjungkel wajahnya di neraka –atau sabda beliau : diatas hidungnya-
selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka . (Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shaheh)
Kosa kata / مفردات :
يسير : Mudah جُنَّة
: Tameng, pelindung تطفئ : Memadamkan جوف
الليل : Pertengahan malam تتجافى
: jauh. جنوبـ(هم) : jamak dari جنب : مضاجع
jamak dari مضجع : tempat
Pinggang berbaring, tempat tidur عمود : tiang ذروة
: Puncak سنام : Punuk onta ملاك
: kunci semuanya كُفَّ : Tahanlah يكب
: Dimasukkan مناخر(هم) : jamak dari منخر : حصائد
: jamak dari حصيدة : hidung
panen, buah, akibat ألسنة jamak dari لسان :
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Perhatian shahabat yang sangat besar untuk mela-kukan amal yang dapat
memasukkan mereka ke syurga. 2. Amal perbuatan merupakan sebab masuk syurga jika Allah menerimanya dan hal ini tidak
bertentangan dengan sabda Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam “Tidak masuk syurga setiap kalian dengan
amalnya ”. Makna hadits tersebut adalah bahwa amal dengan sendirinya tidak berhak memasukkan seseorang ke syurga selama
Allah belum menerimanya dengan karunia-Nya dan Rahmat-Nya. 3. Mentauhidkan Allah dan menunaikan kewajibannya adalah
sebab masuknya seseorang kedalam syurga. 4. Shalat sunnah setelah shalat fardhu merupakan sebab kecintaan Allah
ta’ala kepada hambanya. 5. Bahaya lisan dan perbuatannya akan dibalas dan bahwa dia dan mencampakkan seseorang
ke neraka karena ucapannya.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Hakekat keselamatan; masuk syurga dan terhindar dari neraka : 3 :
185 2. Allah memudahkan setiap upaya kebaikan : 2 : 185 3. Qiyamullail : 17 : 79 4. Keutamaan
Jihad : 61 : 11, 9 : 19 5. Menjaga lisan : 50 : 18
30
الحــديث الثلاثون
عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ
الْخُشَنِي جُرْثُوْمِ
بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُوْلِ
اللهِ صلى الله عليه وسلم
قَالَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى
فَرَضَ فَرَائِضَ فَلاَ
تُضَيِّعُوْهَا، وَحَدَّ
حُدُوْداً فَلاَ تَعْتَدُوْهَا،
وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ
فَلاَ تَنْتَهِكُوْهَا،
وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ
رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ
نِسْيَانٍ فَلاَ تَبْحَثُوا
عَنْهَا.
[حديث حسن رواه
الدارقطني وغيره]
HADITS KETIGAPULUH
Dari Abi Tsa’labah Al Khusyani Jurtsum bin Nasyir radhiallahuanhu, dari Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam dia berkata : Sesungguhnya Allah ta’ala telah menetapkan kewajiban-kewajiban, maka
janganlah kalian mengabaikannya, dan telah menetapkan batasan-batasannya janganlah kalian melampauinya, Dia telah mengharamkan
segala sesuatu, maka janganlah kalian melanggarnya, Dia mendiamkan sesuatu sebagai kasih sayang buat kalian dan bukan karena
lupa jangan kalian mencari-cari tentangnya. (Hadits hasan riwayat Daruquthni dan lainnya).
(Hadits ini dikatagorikan sebagai hadits dho’if ). Lihat Qowa’id wa Fawa’id
Minal Arbain An Nawawiah, karangan Nazim Muhammad Sulthan, hal. 262. Lihat pula Misykatul Mashabih, takhrij Syekh Al Albani,
hadits no. 197, juz 1. Lihat pula Jami’ Al Ulum wal Hikam, oleh Ibnu Rajab).
31
الحــديث الحادي
والثلاثون
عَنْ أَبِي الْعَبَّاس
سَهْل بِنْ سَعْد السَّاعِدِي
رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ
: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ : ياَ
رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِي
عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ
أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِي
النَّاسُ، فَقَالَ : ازْهَدْ
فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ
اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا
عِنْدَ النَّاسِ يُحِبُّكَ
النَّاسُ .
[حديث حسن رواه
ابن ماجة وغيره بأسانيد
حسنة]
HADITS KETIGAPULUH SATU
Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi radhiallahuanhu dia berkata : Seseorang
mendatangi Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau berkata : Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku sebuah
amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan manusia akan mencintaiku, maka beliau bersabda: Zuhudlah terhadap dunia maka engkau
akan dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka engkau akan dicintai manusia. (Hadits hasan riwayat
Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad hasan) .
Kosa kata / مفردات :
دلـ(ني) : Tunjukkan أحبـ(ني)
: Mencintai(-ku) (kepadaku) ازهد
: Bersikap zuhud-lah
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث:
1. Menuntut kecukupan terhadap dunia adalah perkara wajib, sedang zuhud adalah
tidak adanya keter-gantungan dan terpusatnya perhatian terhadapnya . 2. Bersikap qanaah terhadap rizki yang
halal dan ridho terhadapnya serta bersikap ‘iffah dari perbuatan haram dan hati-hati terhadap syubhat. 3. Jiwa
yang merasa cukup dan iffah serta berkorban dengan harta dan jiwa di jalan Allah merupakan hakekat zuhud.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Zuhud : 18 : 45-46, 29 : 64, 102 : 1-5 2. Menghindari
penyakit hasad (dengki) :
32
الحـديث الثاني
والثلاثون
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ
سعْدُ بْنِ سِنَانِ الْخُدْرِي
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى الله عليه وسلَّمَ
قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ
ضِرَارَ
[حَدِيْثٌ حَسَنٌ
رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه
وَالدَّارُقُطْنِي وَغَيْرُهُمَا
مُسْنَداً، وَرَوَاهُ
مَالِك فِي الْمُوَطَّأ
مُرْسَلاً عَنْ عَمْرو
بْنِ يَحْيَى عَنْ أَبِيْهِ
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَأَسْقَطَ أَبَا سَعِيْدٍ
وَلَهُ طُرُقٌ يُقَوِّي
بَعْضُهَا بَعْضاً]
HADITS KETIGAPULUH DUA
Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al Khudri radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah
saw bersabda : “ Tidak boleh melakukan perbuatan(mudharat) yang mencelakakan diri sendiri dan orang lain" (Hadits hasan
diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Daruqutni serta selainnya dengan snad yang bersambung, juga diriwayatkan oleh Imam Malik
dalam Muwattho’ secara mursal dari Amr bin Yahya dari bapaknya dari Rasulul-lah saw, dia tidak menyebutkan Abu Sa’id.
Akan tetapi dia memiliki jalan-jalan yang menguatkan sebagiannya atas sebagian yang lain).
Kosa kata / مفردات :
ضرر :membahayakan diri ضرار :menimbulkan
bahaya terhadap orang lain
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث:
1. Larangan melakukan sesuatau yang berbahaya. 2. termasuk sesuatu
yang diharamkan adalah sesuatu yang berbahaya seperti rokok, mengendarai kendaraan dengan ceroboh
33
الْحَدِيث
الثالث والثلاثون
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا،
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى الله عليه وسلم
: لَوْ يُعْطَى النَّاسُ
بِدَعْوَاهُمْ، لاَدَّعَى
رِجَالٌ أَمْوَالَ قَوْمٍ
وَدِمَاءَهُمْ، لَكِنَّ
الْبَيِّنَةَ عَلَى الْمُدَّعِيْ
وَالْيَمِيْنَ عَلَى
مَنْ أَنْكَرَ )) .
[حديث حسن رواه
البيهقي وغيره هكذا،
وبعضه في الصحيحين]
HADITS KETIGA PULUH TIGA
Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, sesungguhnya Rasulullah saw : Seandainya setiap pengaduan
manusia diterima, niscaya setiap orang akan mengadukan harta suatu kaum dan darah mereka, karena itu (agar tidak terjadi hal
tersebut) maka bagi pendakwa agar mendatangkn bukti dan sumpah bagi yang mengingkarinya“ . (Hadits hasan riwayat
Baihaqi dan lainnya yang sebagiannya terdapat dalam As Shahihain)
Kosa kata / مفردات :
يُعطَى : Diberikan ادعى
: Menuduh البيِّنة : Bukti المدعي
: Orang yang menuduh اليمين : Sumpah انكر
: Mengingkari
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Seorang hakim harus meminta dari kedua orang yang bersengketa sesuatu
yang dapat menguatkan pengakuan mereka. 2. Seorang hakim tidak boleh memutuskan sebuah perkara dengan menghalalkan
yang haram dan mengharamkan yang halal. 3. Pada dasarnya seseorang bebas dari tuduhan hingga terbukti perbuatan jahatnya.
4. Seorang hakim harus berusaha keras untuk mengetahui permasalahan sebenarnya dan menjelaskan hukumnya berdasarkan
apa yang tampak baginya. 5. Bersumpah hanya diperbolehkan atas nama Allah.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Hukum harus ditegakkan : 4 : 65, 24 : 51 2. Penegakkan hukum
harus berdasarkan prinsip yang jelas : 24 : 4, 24 : 23
34
الحديث الرابع
والثلاثون
عَنْ أَبِي سَعِيْد
الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صلى الله
عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ
رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً
فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ،
فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ
لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ
وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
[رواه مسلم]
HADITS KETIGA PULUH EMPAT
Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah
dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.
(Riwayat Muslim)
Kosa kata / مفردات :
يغَيـِّر : Merubah أضعف
: Yang paling lemah
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Menentang pelaku kebatilan dan menolak kemunkaran adalah kewajiban yang
dituntut dalam ajaran Islam atas setiap muslim sesuai kemampuan dan kekuatannya. 2. Ridho terhadap kemaksiatan
termasuk diantara dosa-dosa besar. 3. Sabar menanggung kesulitan dan amar ma’ruf nahi munkar. 4. Amal
merupakan buah dari iman, maka menyingkirkan kemunkaran juga merupakan buahnya keimanan. 5. Mengingkari dengan hati
diwajibkan kepada setiap muslim, sedangkan pengingkaran dengan tangan dan lisan berdasarkan kemampuannya.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Keutamaan mengatasi kemunkaran : 5 : 78, 7 : 165 2. Realisasi
iman : 2 : 278, 3 : 139, 5 : 23, 3. Tingkatan iman : 8 : 2
35
الحـديث الخامس
والثلاثون
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم
: لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ
تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا
وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ
يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى
بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا
عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً
. الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ
لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ
يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ
وَلاَ يَحْقِرُهُ . التَّقْوَى
هَهُنَا –وَيُشِيْرُ
إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ
مَرَّاتٍ – بِحَسَبِ
امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ
أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ
الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ
عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ
دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ
[رواه مسلم]
HADITS KETIGAPULUH LIMA
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda : Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah
kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. . Seorang muslim
adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya.
Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali-). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina
saudaranya yang muslim . Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya dan kehormatannya" (Riwayat Muslim)
Kosa kata / مفردات :
تحاسدوا : (kalian) saling dengki تناجشوا
: (kalian) saling menipu تباغضوا : (kalian) saling membenci تدابروا
: (kalian) saling memu-tuskan hubungan يبع (يبيع) : menjual يخذلـ(ـه)
: Merendahkan-(nya) يحقر(ه) : Menghina-(nya) صدر(ه) : dada (nya) بحسب
: Cukup
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Larangan untuk saling dengki . 2. Larangan untuk berbuat keji
dan menipu dalam urusan jual beli. 3. Diharamkan untuk memutuskan hubungan terhadap muslim. Sebaliknya harus dijaga
persaudaraan dan hak-haknya karena Allah ta’ala. 4. Islam bukan hanya aqidah dan ibadah saja, tetapi juga didalamnya
terdapat urusan akhlak dan muamalah. 5. Hati merupakan sumber rasa takut kepada Allah ta’ala. 6. Taqwa
merupakan barometer keutamaan dan timbangan seseorang. 7. Islam memerangi semua akhlak tercela karena hal tersebut
berpengaruh negatif dalam masyarakat Islam.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Menciptakan pergaulan yang baik dan harmonis : 49 : 10 2. Realisasi
ukhuwah Islamiyah : 9 : 71 3. Barometer kehidupan; Taqwa : 49 : 13 4. Dihormatinya hak dan martabat seorang
muslim: 5 : 32, 22 : 30
36
الحديث السادس
والثلاثون
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِي اللهُ عَنْهُ،
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ : مَنْ نَفَّسَ
عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً
مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا
نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ
كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ
يَوْمِ الْقِيَامَةِ،
وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى
مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ
عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا
وَالآخِرَةِ، وَمَنْ
سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ
اللهُ فِي الدُّنْيَا
وَالآخِرَةِ وَاللهُ
فِي عَوْنِ الْعَبْدِ
مَا كاَنَ الْعَبْدُ
فِي عَوْنِ أَخِيْهِ.
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً
يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً
سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقاً
إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا
اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي
بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ
اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ
اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ
بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ
عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ
وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ،
وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ،
وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ
عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَأَ
فِي عَمَلِهِ لَمْ يُسْرِعْ
بِهِ نَسَبُهُ .
HADITS KETIGAPULUH ENAM
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah saw bersabda : Siapa yang menyelesaikan
kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya
hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat
dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya
selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke
syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya diantara mereka,
niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta
Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh
nasabnya.
Kosa kata / مفردات :
نفَّس : Meringankan
atau menghilangkan كربة (كرب)
: Cobaan berat مُعْسِر : Orang yang kesulitan يسَّرَ
: Memudahkan
عون
: Pertolongan ستَرَ : Menutupi سلك
: Menempuh اجتمع : Berkumpul السكينة
: Ketenangan
سهّل
: Memudahkan يتدارسونـ(ـه) : (Mereka) saling mempelajari-(nya) غشيتـ(هم)
: Liputi, curahkan حفتـ(هم) : mengelilingi (mereka) (kepada mereka) يسرع : Segera بطأ : Lambat
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Siapa yang membantu seorang muslim dalam menyelesaikan kesulitannya, maka
akan dia dapatkan pada hari kiamat sebagai tabungannya yang akan memudahkan kesulitannya di hari yang sangat sulit tersebut.
2. Sesungguhnya pembalasan disisi Allah ta’ala sesuai dengan jenis perbuatannya. 3. Berbuat baik kepada
makhluk merupan cara untuk mendapatkan kecintaan Allah ta’ala. 4. Membenarkan niat dalam rangka mencari ilmu
dan ikhlas didalamnya agar tidak menggugurkan pahala sehingga amalnya dan kesungguhannya sia-sia. 5. Memohon pertolongan
kepada Allah ta’ala dan kemudahan dari-Nya, karena ketaatan tidak akan terlaksana kecuali karena kemudahan dan kasih
sayang-Nya. 6. Selalu membaca Al Quran, memahaminya dan mengamalkannya. 7. Keutamaan duduk di rumah Allah
untuk mengkaji ilmu.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Menumbuhkan kepekaan sosial : 107 : 1-7, 70 : 24 2. Menjaga
nama baik seseorang : 49 : 11 3. Menumbuhkan tradisi ilmiah : 96 : 1, 170 : 36. 4. Berinteraksi terhadap
Al Quran : 73 : 4, 47 : 24, 33 : 36
37
الحديث السابع
والثلاثون
عَنْ ابْنِ عَبَّاسِ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا،
عَنْ رَسُوْلِ اللهِ
صَلى الله عليه وسلم فِيْمَا
يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ
تَبَارَكَ وَتَعَالَى
: إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ
وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ
بَيَّنَ ذَلِكَ : فَمَنْ
هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ
يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا
عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً،
وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا
كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ
عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى
سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ
إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ،
وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ
فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا
اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً
كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ
بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا
اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً
"
[رواه البخاري
ومسلم في صحيحهما بهذه
الحروف]
HADITS KETIGAPULUH TUJUH
Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, dari Rasulullah saw sebagaimana dia riwayatkan dari Rabbnya
Yang Maha Suci dan Maha Tinggi : Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut
: Siapa yang ingin melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka dicatat disisi-Nya sebagai satu kebaikan
penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan
hingga tujuh ratus kali lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat melaksanakan keburukan kemudian dia
tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya
sebagai satu keburukan. (Riwayat Bukhori dan Muslim dalam kedua shahihnya dengan redaksi ini).
Kosa kata / مفردات :
بيَّـن : Menjelaskan همَّ
: Menjelaskan ضعف (أضعاف) : Kelipatan سئية
: Keburukan
Pelajaran.
1. Kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya yang beriman sangat luas dan ampunannya
menyeluruh sedang pemberian-Nya tidak terbatas. 2. Sesungguhnya apa yang tidak kuasa oleh manusia, dia tidak diperhitungkan
dan dipaksa menunaikannya. 3. Allah tidak menghitung keinginan hati dan kehendak perbuatan manusia kecuali jika kemudian
dibuktikan dengan amal perbuatan dan praktek. 4. Seorang muslim hendaklah meniatkan perbuatan baik selalu dan membuktikannya,
diharapkan dengan begitu akan ditulis pahalanya dan ganjarannya dan dirinya telah siap untuk melaksanakannya jika sebabnya
telah tersedia. 5. Semakin besar tingkat keikhlasan semakin berlipat-lipat pahala dan ganjaran.
Tema hadits / موضوعات الحديث
:
Anjuran berlomba-lomba untuk kebaikan : 2 : 148, 23 : 61
38
الحديث الثامن
والثلاثون
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم
: إِنَّ اللهَ تَعَالَى
قَالَ : مَنْ عَادَى لِي
وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ
بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ
إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ
أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا
افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ،
وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي
يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ
بِالنَّوَافِلِ حَتَّى
أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ
كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي
يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ
الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ،
وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ
بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي
يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ
سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ،
وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي
لأُعِيْذَنَّهُ
[رواه البخاري]
HADITS KETIGAPULUH DELAPAN
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu berkata : Rasulullah saw bersabda : Sesungguhya Allah
ta’ala berfirman : Siapa yang memusuhi waliku maka Aku telah mengumumkan perang dengannya. Tidak ada taqarrubnya seorang
hamba kepada-Ku yang lebih aku cintai kecuali dengan beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hambaku
yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah diluar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya
dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan
untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku
niscaya akan aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi " Riwayat Bukhori.
Kosa kata / مفردات :
عادى : Memusuhi آذنـ(تـ)(ـه)
: (Aku) izinkan, تقرب : Mendekatkan diri, beribadah umumkan (kepadanya) النوافل
jamak dari نافلة (perkara- افترضـ(تـ)(ـه)
: (Aku) wajibkan perkara sunnah) (padanya) استعاذ(ني) : Minta
perlindungan يبطش : Memukul, menampar. (kepada-Ku) أعيذنـ(ـه)
: (Aku) lindungi (dia)
Pelajaran yang dapat diambil dari hadits/الفوائد
من الحديث:
1. Besarnya kedudukan seorang wali, karena dirinya diarahkan dan dibela oleh
Allah ta’ala. 2. Perbuatan-Perbuatan fardhu merupakan perbuatan-perbuatan yang dicintai Allah ta’ala
. 3. Siapa yang kontinyu melaksanakan sunnah dan menghindar dari perbuatan maksiat maka dia akan meraih kecintaan
Allah ta’ala . 4. Jika Allah ta’ala telah mencintai seseorang maka dia akan mengabulkan doanya.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Pemahaman yang benar tentang wali : 10 : 62-64 2. Keutamaan
ibadah nawafil (sunnah) : 35 : 32 3. Kekuatan dari Allah : 22 : 40, 18 : 39,
39
الحديث التاسع
والثلاثون
عَنِ ابْنِ عَبَّاس
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى الله عليه وسلم
قَالَ : إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ
لِيْ عَنْ أُمَّتِي : الْخَطَأُ
وَالنِّسْيَانُ وَمَا
اسْتُكْرِهُوا عَلَيْه
[حديث حسن رواه
ابن ماجة والبيهقي وغيرهما]
HADITS KETIGAPULUH SEMBILAN
Dari Ibnu Abbas radiallahuanhuma : Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya
Allah ta’ala memafkan umatku karena aku (disebabkan beberapa hal) : Kesalahan, lupa dan segala sesuatu yang dipaksa"
(Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi dan lainnya)
Kosa kata / مفردات :
تجاوز : Melewatkan, memaafkan النسيان
: Lupa استكرهوا : (Mereka) dipaksa
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث:
1. Allah ta’ala mengutamakan umat ini dengan menghilangkan berbagai
kesulitan dan memaafkan dosa kesalahan dan lupa. 2. Sesungguhnya Allah ta’ala tidak menghukum seseorang kecuali
jika dia sengaja berbuat maksiat dan hatinya telah berniat untuk melakukan penyimpangan dan meninggalkan kewajiban dengan
sukarela . 3. Manfaat adanya kewajiban adalah untuk mengetahui siapa yang ta’at dan siapa yang membangkang.
4. Ada beberapa perkara yang tidak begitu saja dimaafkan. Misalnya seseorang melihat najis di bajunya akan tetapi
dia mengabaikan untuk menghilangkannya segera, kemudian dia shalat dengannya karena lupa, maka wajib baginya mengqhada shalat
tersebut. Contoh seperti itu banyak terdapat dalam kitab-kitab fiqh.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Toleransi hukum Islam : 22 : 78, 2 : 196 2. Manusiawi dalam penerapan
hukum : 64 : 16
40
الحديث الأربعون
عَنْ ابْنِ عُمَرْ
رضي الله عَنْهُمَا قَالَ
: أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ
صلى الله عليه وسلم بِمَنْكِبَيَّ
فَقَالَ : كُنْ فِي الدُّنْيَا
كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ
عَابِرُ سَبِيْلٍ . وَكاَنَ
ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ
: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ
تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ،
وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ
تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ،
وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ
لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ
لِمَوْتِكَ
[رواه البخاري]
HADITS KEEMPAT PULUH
Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma berkata : Rasulullah saw memegang pundak kedua pundak saya
seraya bersabda : Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara “, Ibnu Umar berkata : Jika kamu berada
di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk
(persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu “ (Riwayat Bukhori)
Kosa kata / مفردات :
غريب : Orang asing عابر سبيل
: Pengembara أمسيـ(ـت) : (engkau berada) di sore hari أصبحـ(ـت)
: (Engkau berada) di pagi hari. منكبـ(ي) : (kedua) pundak (ku)
Pelajaran :
1. Bersegera mengerjakan pekerjaan baik dan memperbanyak ketaatan, tidak
lalai dan menunda-nunda karena dia tidak tahu kapan datang ajalnya. 2. Menggunakan berbagai kesempatan dan
momentum sebelum hilangnya berlalu . 3. Zuhud di dunia berarti tidak bergantung kepadanya hingga mengabaikan ibadah
kepada Allah ta’ala untuk kehidupan akhirat. 4. Hati-hati dan khawatir dari azab Allah adalah sikap seorang
musafir yang bersungguh-sungguh dan hati –hati agar tidak tersesat. 5. Waspada dari teman yang buruk hingga
tidak terhalang dari tujuannya. 6. Pekerjaan dunia dituntut untuk menjaga jiwa dan mendatangkan manfaat, seorang
muslim hendaknya menggunakan semua itu untuk tujuan akhirat. 7. Bersungguh-sungguh menjaga waktu dan mempersiapkan
diri untuk kematian dan bersegera bertaubat dan beramal shaleh. 8. Rasulullah memegang kedua pundak Abdullah bin
Umar, adalah agar beliau memperhatikan apa yang akan beliau sampaikan. Menunjukkan bahwa seorang pelajar harus diajarkan tentang
perhatian gurunya kepadanya dan kesungguhannya untuk menyampaikan ilmu kedalam jiwanya. Hal ini dapat menyebabkan masuknya
ilmu, sebagaimana hal itu juga menunjukkan kecintaan Rasulullah kepada Abdullah bin Umar, karena hal tersebut pada umumnya
dilakukan oleh seseorang kepada siapa yang dicintainya.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Hakikat kehidupan : 3 : 185, 10 : 24 2. Optimalisasi setiap kesempatan
: 103 : 1-3, 94 : 7.
41
الحديث الحادي
والأربعون
عَنْ أَبِي
مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ
بْنِ عَمْرو بْنِ الْعَاصِ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم
: لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ
حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ
تَبَعاً لِمَا جِئْتُ
بِهِ ))
[حَديثٌ حَسَنٌ
صَحِيْحٌ وَرَوَيْنَاهُ
فِي كِتَابِ الْحُجَّة
بإسنادٍ صحيحٍ ]
HADITS KEEMPAT PULUH SATU
Dari Abu Muhammad Abdillah bin Amr bin ‘Ash radhiallahuanhuma dia berkata : Rasulullah
saw bersabda : Tidak beriman salah seorang diantara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa “ Hadits
hasan shahih dan kami riwayatkan dari kitab Al Hujjah dengan sanad yang shahih.
(Hadits ini tergolong dho’if. Lihat Qowa’id Wa Fawa’id minal Arba’in
An-Nawawiyah, karangan Nazim Muhammad Sulthan hal. 355, Misykatul Mashabih takhrij Syekh Al Albani, hadits no. 167, juz 1,
Jami’ Al Ulum wal Hikam oleh Ibn Rajab)
42
الحديث الثاني
والأربعون
عَنْ أَنَسٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى الله عليه
وسلم يَقُوْلُ : قَالَ
اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ
آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي
وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ
لَكَ عَلَى مَاكَانَ
مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي،
يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ
بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ
عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ
اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ
لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ،
إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي
بِقُرَابِ اْلأَرْضِ
خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي
لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً
لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا
مَغْفِرَةً
[رواه الترمذي
وقال حديث حسن صحيح ]
HADITS KEEMPATPULUH DUA
Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Allah ta’ala
berfirman: Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau, Aku tidak
peduli (berapapun banyaknya dan besarnya dosamu). Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian
engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan
kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku temui engkau dengan
sepenuh itu pula ampunan" (Riwayat Turmudzi dan dia berkata : haditsnya hasan shaheh).
Kosa kata / مفردات :
دعو(تـ)(ني) : (engkau) berdoa, memohon
(kepada-Ku) رجو(تـ)(ني) : (engkau) mengharap (kepada-Ku) أبالي
: (aku) pedulikan عنان : awan (yang dimaksud adalah banyaknya) قراب
: Sepenuh خطايا bentuk jamak dari خطأ (kesalahan) أَتَيْـ(تَـ)(نِي)
: (engkau) mendatangi-(Ku) لَقِيْـ(تَـ)(نِي)
: (engkau) menemui-(Ku)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث:
1. Berdoa diperintahkan dan dijanjikan untuk dikabul-kan. 2. Maaf
Allah dan ampunannya lebih luas dan lebih besar dari dosa seorang hamba jika dia minta ampun dan bertaubat. 3. Berbaik
sangka kepada Allah ta’ala, Dialah semata Yang Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat dan istighfar. 4. Tauhid
adalah pokok ampunan dan sebab satu-satunya untuk meraihnya. 5. Membuka pintu harapan bagi ahli maksiat untuk segera
bertaubat dan menyesal betapapun banyak dosanya.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
:
1. Kemurahan Allah ta’ala : 23 : 118, 6 : 133, 7 : 56 2. Tidak
putus asa untuk bertaubat : 39 : 53, 5 : 74, 3 : 135
|